Ralf Krauter/Agus Setiawan
Editor: Yuniman Farid;
Sel Darah Manusia |
Diagnosa standar terpenting dalam kedokteran saat ini,
adalah apa yang dinamakan haemogram atau status komposisi darah. Didalamnya
ditunjukkan hasil penilaian komponen seluler yang ada dalam darah.
Haemogram biasanya merupakan
gambaran dari komposisi seluler dalam darah, berupa sel darah merah atau
Erytrosit, sel darah putih atau Leukosit serta sel penggumpal darah atau
Trombosit. Sampel darah yang dikirim para dokter ke laboratorium biasanya
diolah dalam perangkat yang disebut Zytometer aliran yang merupakan alat
penghitung sel. Dengan prosedur penala optis, dapat diklasifikasikan puluhan
ribu sel darah per detiknya. Para dokter dapat menganalisa tipe serta jumlah
sel yang ada dalam darah, untuk memastikan indikasi adanya penyakit tertentu.
Mengoptimalkan Alat Penghitung Sel
Akan tetapi jika pasien menderita
penyakit yang kompleks, amatlah sulit memilah berbagai tipe sel tersebut. Pakar
informatika dan pimpinan bagian pengolahan citra serta teknik kedokteran di
Institut Fraunhofer untuk Saklar Terintegrasi di Erlangen, Christian Wiegand,
menjelaskan, “Tentu saja terdapat sederetan tipe sel dan mutasinya. Misalnya
jika kita membayangkan penyakit leukemia dan sejenisnya. Terjadi sesuatu pada
sel darah. Peralatan penghitung sel otomatis, yang dioptimalkan untuk aliran
kecepatan tinggi, tidak dapat lagi menyortirnya secara akurat. Pada prinsipnya,
kita terpaksa sekali lagi melakukan klasifikasinya secara manual. Dan memeriksa
lagi secara teliti apa yang terkandung di sana. Kita membuat tipologinya dengan
sistem semacam itu.“
Christian Wiegand berdiri di depan
sebuah mikroskop. Di bawah lensa mikroskop terdapat sampel darah pada plat
obyek yang sedang diperiksa. Sel darah putih atau Leukosit diberi unsur pewarna
ungu, agar dapat dibedakan dari komponen lainnya. Mata terlatih dari para ahli
di laboratorium dapat mengenali pola warnanya, dan membedakan sel tipe mana
yang ada di hadapan mereka. Untuk mendapatkan status darah atau haemogram
mengenai dugaan infeksi, peradangan atau penyakit darah, dihitung enam tipe sel
Leukosit terpenting. Masing-masing Limposit, Monosit serta tiga jenis
Granulosit yang berbeda.
Meringankan Beban Kerja
Para pakar hematologi atau ahli
darah dan penyakit darah, biasanya melakukan analisa sekitar 200 sel pada
setiap sampel darah. Secara manual dan satu persatu. Jadi pekerjaan yang
memerlukan ketelitian. Christian Wiegand menjelaskan lebih lanjut, “Klasifikasi
secara manual ini juga sangat melelahkan. Bayangkan saja, kita duduk di depan
mikroskop, melakukan scanning 200 selnya secara manual pada setiap plat obyek.
Ini sangat menegangkan bagi mata dan tentu saja pada posisi kita di depan
mikroskop yang harus terus membungkuk. Pokoknya sangat tidak nyaman.”
Karena itulah Christian Wiegand dan
rekan-rekannya di Institut Fraunhofer untuk Saklar Terintegrasi di Erlangen
mengganti mikroskop konvensional itu dengan kamera digital dan monitor layar
datar. Mereka menghimpun data penelitian para ilmuwan mengenai sel darah putih
atau Leukosit, dan membuat sebuah software yang dapat membandingkan gambaran
sel di bawah mikroskop dengan nilai referensi pada bank data. Hasilnya adalah
sebuah sistem analisa yang dapat membuat klasifikasi sel darah putih atau Leukosit.
Dengan itu pekerjaan para ahli darah atau penyakit darah menjadi lebih ringan.
Perangkat baru penghitung sel darah
itu diberi nama HEMACAM. Pengembangan perangkat dan sistem pemeriksa darah
terbaru itu dilakukan oleh para peneliti bekerjasama dengan mitra industrinya.
Peralatan yang sudah dijual di pasaran sejak bulan Oktober lalu, dapat
melakukan analisa 8 sampel darah hanya dalam waktu 25 menit. Christian Wiegand
menjelaskan keunggulan dan kelemahan sistem baru ini, “Kami harus mengatakan,
sebuah sistem semacam itu, tentu saja tidak dapat membedakan semua sel hingga
100 persennya. Juga di sini terdapat toleransi kesalahan. Menurut saya, saat
ini laju akurasi pemilahannya sudah melebihi 90 persen. Dan itu sudah amat
bagus.“
Hemacam |
Terus Dikembangkan
Apakah klasifikasi otomatisnya dapat
berjalan sempurna, pada akhirnya yang berperan utama tetaplah para pakar
kedokteran yang mengoperasikan perangkat ini. Jika muncul anomali dari
algoritma HEMACAM, para ahli hematologi atau penyakit darah, tetap harus mengamati
masing-masing sel darahnya di bawah mikroskop atau kamera digital. Dengan
perintah lewat mouse komputer dipilah lagi ke kelompok pembanding lainnya,
sebelum diagnosa mengenai penyakitnya dapat ditegakkan.
Dewasa ini para peneliti di Institut
Fraunhofer untuk Saklar Terintegrasi di Erlangen sedang mengembangkan model
penerusnya. Perangkat dan sistem baru itu dirancang lebih tinggi lagi kapasitas
kerjanya dan juga lebih cepat aliran sel darahnya. Dengan mengembangkan
perangkat lengan robot, peralatan baru haemogram itu juga dapat secara otomatis
melakukan analisa 200 sampel darah secara simultan dalam waktu semalam. Selain
itu para pakar informatika dari Institut Fraunhofer hendak menerapkan teknologi
klasifikasi sel dengan pengenalan citra untuk sel sum-sum tulang belakang. Jika
sistemnya dapat ditransfer dan berfungsi, maka diagnosa penyakit anemia dan
leukemia dapat lebih disederhanakan lagi.
Para peneliti menetapkan target 30
bulan untuk menyukseskan ambisinya itu. Penghargaan atas inovasi terbaru
perangkat analisa status darah atau haemogram juga telah diberikan oleh
Kementrian Riset dan Teknologi Jerman kepada para peneliti di Institut
Fraunhofer untuk Saklar Terintegrasi di Erlangen.
Sumber : http://www.dw-world.de/dw/article/0,,6326036,00.html
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon dukungannya untuk perbaikan blog ini !! thanks you